Minggu, 05 Juni 2011

Teori kognitif menurut Jean piaget

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah “ Mencerdaskan Kehidupan Bangsa “. Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, kita sebagai warga Negara RI yang baik dan berttanggung jawab hendaknya selalu berupaya mewujudkan tujuan nasional tersebut dengan cara melakukan proses belajar dan pembelajaran. supaya wawasan dan pengetahuan kita bertambah dan maju. sehingga tidak tertinggal dengan Negara – Negara yang lain.
Belajar merupakan kewajiban kita selama hidup di dunia. Belajar dapat dilakukan sejak kecil, dini hingga tua. Dengan belajar kita dapat memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan dan tingkah laku. Proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Proses belajar erat kaitannya dengan pembelajaran. Karena pembelajaran ditujukan untuk menciptakan proses belajar dengan melibatkan bantuan orang lain.
Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang sengaja diciptakan untuk mempermudah proses belajar. Salah satunya adalah teori pembelajaran kognitif menurut Jean Piaget, yang akan diuraikan seperti dibawah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mempermudah memahami pembahasan ini, maka penyusun membatasi pembahasan masalah dalam makalah ini.
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian teori perkembangan kognitif secara umum dan menurut Jean Piaget ?
2. Apakah tujuan dari teori perkembangan kognitif ?
3. Bagaimanakah prinsip – prinsip dasar teori perkembangan pembelajaran kognitif ?
4. Bagaimanakah peringkat – peringkat perkembangan kognitif menurut Jean Piaget ?

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah :
a. untuk mengetahui pengertian tori perkembangan kognitif, baik secara umum ataupun secara khusus.
b. Untuk mengetahui tujuan teori perkembangan kognitif.
c. untuk mmengetahui prinsip – prinsip dasar teori perkembangan kognitif.
d. untuk mengetahui peringkat – peringkat perkembangan kognitif menurut Jean Piaget.
1.4 Metode dan Teknik
Dalam mengumpulkan data ini, penyusun menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu teknik telaah buku dan internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Secara umum kerangka yang akan dibahas secara keseluruhan akan kami gambarkan sebagai berikut:
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
BAB III Penutup
Daftar Pustaka

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Perkembangan Kognitif
Secara umum , teori kognitif memandang bahwa belajar merupakan proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung. adapun perubahan tingkah laku yang tampak sesungguhnya adalah refleksi dari perubahan interaksi persepsi dirinya terhadap sesuatu yang diamati dan dipikirkan.
Menurut teori kognitif, belajar diartikan sebagai proses interaksional seseorang memperoleh pemahaman baru atau struktur kognitif dan mengubah hal – hal yang lama. Agar belajar menjadi efektif, guru harus memperhatikan dirinya sendiri dan orang lain.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses dimana kemajuan individu melalui satu rangkaian yang secara kualitatif berbeda dalam berfikir. hal yang diperoleh dalam satu peringkat akan merupakan dasar bagi peringkat selanjutnya. Piaget memandang bahwa kognitif merupakan hasil dari pembentukan adaptasi biologis yang terbentuk melalui interaksi yang konstan antara individu dengan lingkungannya dan terjadi dua proses yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi adalah proses penataan segala sesuatu yang ada di lingkungan sehingga di kenal oleh individu. Dan adaptasi adalah proses terjadinya penyesuaian antara individu dengan lingkungannya, yang terjadi dalam dua bentuk yaitu asimilasi ( proses menerima dan mengubah apa yang diterima dari lingkungan ) dan akomodasi ( proses individu mengubah dirinya agar berkesesuaian dengan apa yang diterima dari lingkungannya ). Disamping itu, interaksi dengan lingkungan dikendalikan oleh adanya prinsip keseimbangan yaitu upaya individu agar memperoleh keadaan seimbang antara keadaan dirinya dengan tuntutan yang datang dari lingkungannya.
2.2 Tujuan Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan mental yang bertujuan untuk:
1) Memisahkan kenyataan yang sebenarnya dengan berfantasi
2) menjelajah kenyataan dan menemukan hukum – hukumnya
3) memilih kenyataan – kenyataan yang berguna bagi kehidupan
4) menentukan kenyataan yang sesungguhnya dibalik sesuatu yang nampak
2.3 Prinsip – Prinsip Dasar Teori Perkembangan Pembelajaran Kognitif
Berdasarkan berbagai pandangan di atas maka prinsip – prinsip dasar teori belajar kognitif dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Belajar merupakan peristiwa mental yang berhubungan dengan berfikir, perhatian, persepsi, pemecahan masalah, dan kesadaran.
2. Sehubungan dengan pembelajaran, teori belajar perilaku dan kognitif pada akhirnya sepakat bahwa guru harus memperhatikan perilaku siswa yang tampak seperti penyeleseian tugas rumah, hasil tes, disamping itu juga harus memperhatikan factor manusia dan lingkungan psikologisnya.
3. Ahli kognitif percaya bahwa kemampuan berfikir orang tidak sama dan tidak tetap dari waktu ke waktu.
2.4 Peringkat – Peringkat Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari masa bayi hingga dewasa, yang berlangsung melalui empat peringkat yaitu :
1) Peringkat Sensori – Motor ( 0 – 1,5 tahun )
Aktivitas kognitif berpusat pada aspek alat indra ( sensori ) dan gerak ( motor ). Artinya, dalam peringkat ini anak hanya mampu melakukan pengenalan lingkungan dengan melalui alat indranya dan pergerakannya. Keadaan ini merupakan dasar bagi perkembangan kognitif selanjutnya. Aktivitas sensori motor terbentuk melalui proses penyesuaian struktur fisik sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.
2) Peringkat Pre – Operational ( 1,5 – 6 tahun )
Tahap ini anak telah menunjukan aktivitas kognitif dalam menghadapi berbagai hal diluar dirinya. Aktivitas berikutnya belum mempunyai system yang terorganisasikan. Cara berfikir anak pada peringkat ini ditandai dengan ciri – ciri :
 Transductive reasoning, yaitu cara berfikir tidak logis
 ketidak jelasan hubungan sebab akibat
 Animism, yaitu menganggap semua benda – benda hidup seperti dirinya
 Artificialism, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu dilingkungan mempunyai jiwa seperti manusia
 Perceptually bound, yaitu anak menilai sesuatu bberdasarkan apa yang ia lihat atau dengar
 Mental experiment, yaitu anak mencoba melakukan sesuatu untuk menemukan jawaban dari persoalan yang dihadapinya
 Centration, yaitu anak memusatkan perhatiannya kepada suatu ciri yang paling menarik dan mengabaikan ciri yang lainnya
 Egocentrism, yaitu anak melihat dunia lingkungannya menurut kehendaknya sendiri
3) Peringkat Concrete Operational ( 6 – 12 tahun )
Dalam tahap ini anak telah dapat membuat pemikiran tentang situasi atau hal konkrit secara logis. Terdapat 3 konsep dalam peringkat ini yaitu:
 Konsep Klasifikasi, ialah kecakapan anak untuk melihat secara logis persamaan – persamaan suatu kelompok obyek dan memilihnya berdasarkan ciri – ciri yang sama
 Konsep Hubungan, yaitu kematangan anak memahami hubungan antara suatu perkara dengan perkara lainnya
 Konsep Kuantitas, yaitu kesadaran anak bahwa suatu kuantitas akan tetap sama meskipun bentuk fisiknya berubah asalkan tidak ditambahkan atau dikurangi
4) Peringkat Formal Operational ( 12 tahun keatas )
Dalam tahap ini perkembangan kognitiif ditandai dengan kemampuan individu untuk berfikir secara hipoteseis dan berbeda dengan fakta, memahami konsep abstrak, dan mempertimbangkan kemungkinan cakupan yang luas dari perkara yang sempit. Perkembangan kognitif pada peringkat ini meruupakan ciri perkembangan remaja dan dewasa yang menuju kearah proses berfikir dalam peringkat yang lebih tinggi yang sangat diperlukan dalam pemecahan masalah.
Proses pembelajaran akan berhasil apabila disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaknya banyak diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik , yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebayanya, dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan pada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan dan secara aktif mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungannya.
Implikasi teori perkembangan kognitif paget dalam pengajaran antara lain:
 Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu, guru hendaknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir aanak
 Anak – anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu agar anak dapat berinteraksi dengan lingkungan dengan sebaik – baiknya
 Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing
 Di dalam kelas anak – anak hendaknya banyak diberi peluang untuk saling berbicara dengan teman – temannya dan saling berinteraksi

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terdapat bermacam – macam teori pembelajaran. Salah satunya adalah teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget.
Piaget berpandangan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu proses dimana kemajuan individu melalui suatu rangkaian yang secara kualitatif berbbebda dalam berfikir. Kognitif merupakan hasil pembentukan adaptasi biologis yang terbentuk melalui interaksi yang konstan antara individu dan lingkungannya yang terjadi dalam dua proses yaitu organisasi dan adaptasi.
Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari masa bayi hingga dewasa, yang berlangsung melalui empat peringkat, yaitu :
1. Peringkat Sensori – Motor
2. Peringkat Pre-Operational
3. Peringgat Concrete Operational
4. Peringkat Formal Operational
3.2 Saran
Dalam rangka mewujudkan salah satu tujuan nasional Negara Indonesia yaitu Mencerdaskan Kehidupan Bangsa hendaknya kita sebagai warga Negara RI yang baik sebaiknya . Selalu berusaha untuk meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan dengan cara melakukan proses belajar dan pembelajaran dengan sebaik – baiknya. Agar proses pencapaian tujuan nasional dappat berjalan dengan sukses dan lancar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar